SEKILAS MENGENAI BILATHOFARM

Sunday, April 12, 2015



Dengan anggapan bahwa memelihara ikan lele adalah paling mudah, penulis memulai budidaya ikan lele pada tahun 2009. Dengan harapan dan asumsi bahwa memelihara ikan lele hanyalah memelihara ikan seperti pada ikan hias, yaitu memberi pakan dan membersihkan filter, ternyata asumsi tersebut salah besar. Yang didapat bukan panen yang cepat,melainkan kematian dan penyakit yang terus menerus sehingga panen menjadi sangat lambat. Disamping itu hal yang tidak diduga penulis adalah bau kolam ikan lele yang sangat menyengat karena pakan yang mengandung protein tinggi. Hal ini sangat mengganggu lingkungan dimana kolam penulis terletak pada pemukiman yang padat. Memang sejak awal penulis memulai budidaya ikan lele dengan sistim padat tebar (4m2 setara 2000 ekor ikan). Hal ini bertujuan untuk mengimbangi biaya pakan yang tinggi dan harga jual yang murah pada ikan lele. Akan tetapi penulis tidak menyerah, karena banyak hal dapat dipelajari dari budidaya ikan dan ini banyak berkaitan dengan teknologi. Diantaranya treatment pengelolaan limbah ( waste water treatment) air kolam, teknik pemupukan ( fertilizing ) air kolam,macam – macam system filtrasi, teknik pengobatan pada ikan,ilmu gizi ikan dengna proses fermentasi dan lain – lain. Pada mulanya penulis mencari sumber pengetahuan melalui literatur yang ada di toko buku. Disamping itu penulis juga banyak bertanya pada pembibit yang lebih senior. Akan tetapi khususnya di Indonesia system resirkulasi belumlah berkembang terlalu maju. Yang menggunakan system ini barulah untuk ikan hias koi. Itupun menggunakan alat - alat yang cukup mahal karena import. Lagipula di Indonesia khususnya ikan lele, cara budidayanya masih menggunakan system air  menggenang dan hanya bergantung sepenuhnya pada dekomposisi bakteri pengurai dan mikroalga. Untuk budidaya dengan kepadatan tinggi hal ini sangat beresiko karena kolam mudah sekali tidak stabil karena factor cuaca yang tak menentu sehingga ph air mudah sekali turun menjadi asam. disamping itu air kolam condong menjadi koloid (mengental seperti cat) karena kandungan air semakin pekat. Air kolam mudah menjadi bau karena proses fermentasi (unaerob) pada dasar kolam.
Sejak awal penulis sadar karena tidak memiliki lahan yang luas penulis memfokuskan budidaya ikan lele untuk penelitian dan pengembangan budidaya yang simple, efisien dan berbiaya murah. Hal ini bertujuan agar pembudidaya dapat mengaplikasikan system ini dengan mudah dan mandiri. Idealnya seorang pembudidaya harus dapat membuat system dan filtrasi sendiri tanpa harus membeli, disamping itu pembuatan bakteri pengurai ,pembuatan pakan serta aditif untuk pakan, cara pengobatan dapat dilakukan sendiri. Hal ini bertujuan untuk menekan biaya produksi dan investasi. Disamping itu pembudidaya harus mengurangi ketergantung pada pabrikan. Sehingga pembudidaya memiliki keuntungan yang cukup dari hasil panennya dan dapat hidup sejahtera dari usaha perikanannya.
Pada akhirnya sangat ideal apabila petani dapat mengintegrasikan system perikanan dan pertanian dalam satu system ( integrated farming system ) sehingga tidak ada yang terbuang percuma dari limbah ikan (zerowaste) dan ini sangat ramah lingkungan.




MEKANISME SISTEM RESIRKULASI PADA BILATHO FARM.




Didalam budidaya ikan, kotoran (faeces ) dan sisa pakan adalah hal utama yang harus dikendalikan. Didalam kolam proses penguraian dan pendekomposisian kotoran ikan terbagi dua yaitu :

-  Proses penguraian kotoran didalam kolam yang umum dilakukan pembudidaya ikan yang ada di Indonesia khususnya ikan lele. Proses dekomposisi dilakukan dengan menambahkan bakteri pengurai di air kolam atau menambahkan bakteri pada pakan ikan. Disamping itu biasanya pembudidaya mengkultur mikroalga dikolam sehingga air menjadi hijau. Ada pula yang sedang digemari yaitu dengan system bioflok atau dengan mengkultur air fermentasi didalam kolam.
-    Proses penguraian kotoran diluar kolam. Air limbah tersebut disirkulasi dan diolah kembali kedalam kolam ikan melalui proses skimming, filtrasi, biofiltrasi, degassing dan aerasi. System inilah yang kita kenal dengan system resirkulasi ( Recirculating Aquaculture System (RAS). Didalam system RAS dengan metode yang tepat maka kestabilan air sangat baik, karena kandungan kotoran dan sisa pakan dijebak dalam tangki filtrasi. Akan tetapi system ini mutlak memerlukan daya listrik yang cukup dan biayanya mahal dalam hal investasi. Semakin rumit system filtrasinya semakin mahal biaya investasinya, akan tetapi air yang balik ke kolam semakin jernih dan semakin baik kualitasnya. Untuk mengimbangi biaya investasi tersebut maka biasanya kepadatan tebar dalam system RAS sangat tinggi (high density). Disamping itu biasanya yang dibudidayakan dalam system ras adalah ikan dengan harga komoditas yang tinggi.

Berdasarkan bercobaan dan pengalaman dan proses belajar melalui internet dan literatur serta bertanya kepada pembudidaya khususnya lele maka penulis berusaha mengkombinasikan kedua cara diatas. Yaitu dengan cara :
-       Penguraian limbah didalam kolam ( dengan substrat dekomposer)
-       Penguraian limbah diluar kolam yaitu dengan resirkulasi dan filtrasi ( Dengan alat organic separator )
Dengan kombinasi antara system ras dengan substrat decomposer maka budidaya ikan  menjadi sangat mudah dan praktis serta kualitas air kolam sangat stabil. Kendali budidaya tidak lagi dialam akan tetapi pada pembudidaya itu sendiri. Dan parameter yang digunakan dalam budidaya sangat mudah.
Dibanding mengikuti system resirkulasi secara utuh system resirkulasi bilatho farm biaya operasionalnya jauh lebih murah serta jauh lebih mudah dan praktis. Adapun alat inovasi yang dibuat penulis adalah bernama organic separator. Yaitu alat yang terdapat yang terdapat dalam tangki filtrasi.
Adapun cara kerja alat ini adalah sebagai berikut :
Air kolam yang mengandung kotoran dan bersifat koloid (kental) disedot pompa dan diagitasi (dikocok) dengan udara dalam chamber (ruangan) bertekanan. Sehingga air dan kotoran yang bersifat koloid akan pecah/lepas ikatannya. Akibatnya kotoran dan air akan terpisah menjadi campuran, minyak dan protein akan terjebak oleh busa udara, lendir dan kotoran akan berikatan menjadi gumpalan ( koagulan/floc). Dan gumpalan ini akan mengendap didasar tangki filtrasi atau menempel dijaring filter. Sebagian kotoran yang tidak tersaring akan kembali kekolam. Akan tetapi kotoran yang kembali sudah bersifat campuran, dimana air dan kotoran terpisah.karena kotoran sudah menggumpal menjadi floc sehingga lebih mudah mengendap. Air kolam hanya terlihat keruh dan tidak kental seperti air santan.
Akan tetapi untuk penghematan agar pembudidaya tidak menggunakan pompa yang terlalu besar maka penulis tetap menggunakan substrat (decomposer) untuk mendekomposisi kotoran yang ada di kolam, agar kerja system filtrasi menjadi lebih efisien. Substrat ini pada dasarnya sudah bersifat koagulan jika diagitasi dengan udara karena berasal dari berbagai kandungan serat yang sudah terdekomposisi sempurna.dan bahan ini banyak dijual dipasaran dengan harga yang murah. Dan cara pemakaiannya cukup diperas dalam air dengan saringan agar larut kedalam kolam dan membantu mengikat kotoran yang ada dalam air dengan bantuan aerasi. Atau decomposer ini dicampurkan pada pakan agar pakan ikan sudah mengandung decomposer sehingga kotoran ikan lebih mudah  menjadi koagulan.
Secara garis besar system yang digunakan pada bilatho farm adalah system resirkulasi dengan filter organic separator yang dibantu oleh decomposer dalam kolam dengan tujuan merubah sifat kotoran dari koloid menjadi campuaran dan bersifat koagulan (flock). Sehingga kotoran dan air terpisah (self purifiying/air memurnikan sendiri). Karena terpisah maka sebagian besar kotoran yang bersifat koagulan dapat dijebak di tangki filter. Dan air yang kembali ke kolam bersifat netral. Walaupun kolam terlihat keruh air tersebut aman bagi ikan karena kotoran hanya bersifat campuran  (menjadi koagulan/flok) terhadap air (air terpisah dengan kotoran).
Karena air bersifat campuran terhadap kotoran, maka air kolam condong encer (minyak dan protein terikat menjadi floc). Karenanya air kolam condong tidak perlu diganti,tetapi hanya ditambahkan akibat pembuangan air dan konsentrat kotoran dari filter.sehingga penggunaan air sangat hemat. Dan yang cukup membantu adalah, kombinasi dari filter organic separator dan penggunaan substrat yang sudah mengandung bakteri pengurai akansangat mengurangi bau kolam. Disamping pengelolaan kualitas air kolam yang baik, yang menentukan keberhasilan dalam budidaya ikan adalah :

-       Teknik pengobatan ikan yang tepat.

Dalam kolam budidaya tempat penulis, kelangsungan hidup lele diatas 90%. Hal ini disebabkan ketika ikan datang ikan langsung diberi antiseptic dan diberi pengobatan dan asupan vitamin secara kontinyu selama satu minggu. Hal ini bertujuan untuk mengeringkan luka-luka akibat benturan dan gesekan selam transportasi. Disamping itu kolam diberi penggaraman dengan dosis yang tepat. Untuk menentukan dosis obat yang tepat ketika ikan baru tiba harus ditimbang.dalam satu minggu biasanya kulit ikan akan mulus kembali sehingga resiko kanibalisme akan berkurang jauh. Ikan lele akan menyerang ikan yang lain yang memiliki luka yang terinfeksi karena berbau busuk dan amis. Obat- obat yang digunakan adalah obat yang dapat dibeli diapotik, sehingga harganya jauh lebih murah. Dan petunjuk pengobatan ini bukan berdasarkan cara penulis sendiri tetapi mengikuti petunjuk dari standard departemen perikanan di Indonesia.
Karena itu pada dasarnya penyakit apapun dalam air kolam (seperti aeromonas, jamur,bintik putih) tidak dapat dihindari. Karenanya jalan yang terbaik ditempuh penulis adalah mengobati luka terbuka dengn dosis yang tepat dan menguatkan daya tahan ikan dengan vitamin dan aditif lainnya sehingga penyakit itu tidak dapat masuk ke dalam tubuh ikan. Dan cara ini terbukti efektif menaikkan kelangsungn hidup ikan.

-       Teknik pembuatan aditif (asupan tambahan )untuk pakan ikan diantaranya :

1.     Aditif protein untuk pakan ikan.
Aditif ini terbukti mampu mencegah ikan macet tumbuh.
2.     Probiotik untuk menaikkan daya serap pakan.
Probiotik ini dapat dengan mudah dibuat oleh pembudidaya dengan biaya murah dan membuat ikan menjadi berdaging.( gemuk dipunggung, bukan diperut )
3.     Aditif untuk menaikkan nafsu makan ikan.
Aditif ini bila disemprot pada pellet murah sekalipun akan dikejar oleh ikan lele.Aditif ini sangat efektif agar pakan yang diberikan tidak tersisa.
4.     Jenis vitamin yang ada dipasaran yang efektif meningkatkan daya tahan tubuh ikan untuk menghadapi perubahan cuaca.

-       Pemberian substrat tambahan yang  dicampurkan pada (pellet) pakan ikan.
Substrat ini sangat vital dan wajib dicampurkan pada pakan ikan. Substrat ini mengandung serat tinggi, mineral dll, yang sudah mengalami dekomposisi sempurna dan sudah mengandung mikroba pengurai. Fungsi substrat ini adalah :
A.     Meningkatkan daya serap pakan kedalam tubuh ikan.Sehingga tubuh ikan menjadi gemuk (berdaging). Sehiungga efisisensi pakan dapat ditingkatkan jauh lebih baik.
B.     Karena berupa serat substrat ini membantu feces ikan menjadi koagulan, sehingga lendir dari fecess ikan terserap pada koagulan.
C.     Membantu kerja filter organic separator agar kotoran ikan tidak menjadi koloid dalam air tapi bersifat campuran.sehingga walaupun air kolam keruh, Air terpisah dari kotoran dan air dapat memurnikan dirinya sendiri.Sehingga aman bagi ikan.
D.     Dapat mengurangi dan menyerap bau kolam.
E.     Digunakan untuk pemupukan awal kolam. 

Yang terakhir, system ini bisa langsung diitegrasikan dengan system budidaya yang lain diantaranya :

-       Dengan budidaya aquaponic
Air keluaran dari system filtrasi bisa lansung untuk mengairi sayuran aquaponic.Karena air tersebut sudah mengandung hara yang cukup dan PH-nya bersifat netral.Disamping itu kotoran ikan sudah bersifat koagulan.Sehingga aman ketika menempel pada media tanam atau akar sayuran aquaponic.
-       Budidaya cacing sutra
Konsentrat kotoran ikan difilter dapat langsung dipindahkan ke talang air untuk budidaya cacing sutra dengan ditambah agitasi udara dan aerasi yang cukup.Sehingga cacing sutra tidak memerlukan tambahan apapun untuk pakannya.
-       Membuat pupuk organic
Dengan sedikit pengolahan, konsentrat kotoran ikan dapat diolah menjadi media tanam.

Bila pembudidaya memiliki lahan yang cukup maka system resirkulasi bilatho farm siap diintegrasikan antara peternakan, perikanan, dan pertanian sehingga menjadi integrated farming system.
Karenanya, system resirkulasi bilathofarm ini memiliki banyak kelebihan, Karena dapat diintegrasikan dengan budidaya yang lain sehingga dapat menambah keuntungan bagi pembudidaya itu sendiri dengan cara yang mudah. Hal ini bertujuan untuk mengimbangi biaya pakan dan biaya investasi serta biaya listrik dari system resirkulasi.



1 comment:

  1. sangat menarik tulisan anda, saya mau tanya ditambahkan protein apa selain pelet, untuk disinfektan yang paling efektif menggunakan apa, dan untuk aditif biasanya menggunakan apa, terakhir fungsi skemer protein sama tidak dengan filter mohon penjelasanya

    ReplyDelete